Audio Surat Al-Fajr 1-30
1
وَالْفَجْرِۙ
Wal-fajr(i).
Demi waktu fajar,
2
وَلَيَالٍ
عَشْرٍۙ
Wa layālin ‘asyr(in).
demi malam yang sepuluh,754)
Catatan Kaki
754) Yang dimaksud dengan malam yang sepuluh adalah sepuluh
malam terakhir bulan Ramadan. Ada pula yang mengatakan sepuluh pertama dari
bulan Muharam, termasuk di dalamnya hari Asyura, dan ada pula yang mengatakan
sepuluh malam pertama dari bulan Zulhijah.
3
وَّالشَّفْعِ
وَالْوَتْرِۙ
Wasy-syaf‘i wal-watr(i).
demi yang genap dan yang ganjil,
4
وَالَّيْلِ
اِذَا يَسْرِۚ
Wal-laili iżā yasr(i).
dan demi malam apabila berlalu.
5
هَلْ
فِيْ ذٰلِكَ قَسَمٌ لِّذِيْ حِجْرٍۗ
Hal fī żālika qasamul liżī ḥijr(in).
Apakah pada yang demikian itu
terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh (orang) yang berakal?
6
اَلَمْ
تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍۖ
Alam tara kaifa fa‘ala rabbuka
bi‘ād(in).
Tidakkah engkau (Nabi Muhammad)
memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad,
7
اِرَمَ
ذَاتِ الْعِمَادِۖ
Irama żātil-‘imād(i).
(yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum ‘Ad)
yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi
8
الَّتِيْ
لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِى الْبِلَادِۖ
Allatī lam yukhlaq miṡluhā
fil-bilād(i).
yang sebelumnya tidak pernah
dibangun (suatu kota pun) seperti itu di negeri-negeri (lain)?
9
وَثَمُوْدَ
الَّذِيْنَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِۖ
Wa ṡamūdal-lażīna jābuṣ-ṣakhra
bil-wād(i).
(Tidakkah engkau perhatikan pula kaum)
Samud yang memotong batu-batu besar di lembah755)
Catatan Kaki
755) Lembah ini terletak di bagian utara Jazirah Arab, antara
kota Madinah dan Syam. Mereka memotong-motong batu gunung untuk membangun
gedung-gedung tempat tinggal dan ada pula yang melubangi gunung-gunung untuk
tempat tinggal dan tempat berlindung.
10
وَفِرْعَوْنَ
ذِى الْاَوْتَادِۖ
Wa fir‘auna żil-autād(i).
dan Fir‘aun yang mempunyai
pasak-pasak (bangunan yang besar)
11
الَّذِيْنَ
طَغَوْا فِى الْبِلَادِۖ
Allażīna ṭagau fil-bilād(i).
yang berbuat sewenang-wenang dalam
negeri,
12
فَاَكْثَرُوْا
فِيْهَا الْفَسَادَۖ
Fa akṡarū fīhal-fasād(a).
lalu banyak berbuat kerusakan di
dalamnya (negeri itu),
13
فَصَبَّ
عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍۖ
Fa ṣabba ‘alaihim rabbuka sauṭa
‘ażāb(in).
maka Tuhanmu menimpakan cemeti azab
(yang dahsyat) kepada mereka?
14
اِنَّ
رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِۗ
Inna rabbaka labil-mirṣād(i).
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar
mengawasi.
15
فَاَمَّا
الْاِنْسَانُ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهٗ فَاَكْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗۙ فَيَقُوْلُ
رَبِّيْٓ اَكْرَمَنِۗ
Fa ammal-insānu iżā mabtalāhu
rabbuhū fa akramahū wa na‘‘amah(ū), fa yaqūlu rabbī akraman(i).
Adapun manusia, apabila Tuhan
mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kenikmatan, berkatalah dia,
“Tuhanku telah memuliakanku.”
16
وَاَمَّآ
اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ ەۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ
اَهَانَنِۚ
Wa ammā iżā mabtalāhu fa qadara
‘alaihi rizqah(ū), fa yaqūlu rabbī ahānan(i).
Sementara itu, apabila Dia
mengujinya lalu membatasi rezekinya, berkatalah dia, “Tuhanku telah
menghinaku.”756)
Catatan Kaki
756) Allah menyalahkan orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu
adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan, seperti yang
tersebut pada ayat 15 dan 16. Sebenarnya, kekayaan dan kemiskinan adalah ujian
Allah bagi hamba-hamba-Nya.
17
كَلَّا
بَلْ لَّا تُكْرِمُوْنَ الْيَتِيْمَۙ
Kallā bal lā tukrimūnal-yatīm(a).
Sekali-kali tidak! Sebaliknya, kamu
tidak memuliakan anak yatim,757)
Catatan Kaki
757) Maksudnya adalah tidak memberikan hak-hak anak yatim dan
tidak berbuat baik kepadanya.
18
وَلَا
تَحٰۤضُّوْنَ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۙ
Wa lā taḥāḍḍūna ‘alā
ṭa‘āmil-miskīn(i).
tidak saling mengajak memberi makan
orang miskin,
19
وَتَأْكُلُوْنَ
التُّرَاثَ اَكْلًا لَّمًّاۙ
Wa ta'kulūnat-turāṡa aklal lammā(n).
memakan harta warisan dengan cara
mencampurbaurkan (yang halal dan yang haram),
20
وَّتُحِبُّوْنَ
الْمَالَ حُبًّا جَمًّاۗ
Wa tuḥibbūnal-māla ḥubban jammā(n).
dan mencintai harta dengan kecintaan
yang berlebihan.
21
كَلَّآ
اِذَا دُكَّتِ الْاَرْضُ دَكًّا دَكًّاۙ
Kallā iżā dukkatil-arḍu dakkan
dakkā(n).
Jangan sekali-kali begitu! Apabila
bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan),
22
وَّجَاۤءَ
رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّاۚ
Wa jā'a rabbuka wal-malaku ṣaffan
ṣaffā(n).
Tuhanmu datang, begitu pula para
malaikat (yang datang) berbaris-baris,
23
وَجِايْۤءَ
يَوْمَىِٕذٍۢ بِجَهَنَّمَۙ يَوْمَىِٕذٍ يَّتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ وَاَنّٰى لَهُ
الذِّكْرٰىۗ
Wa jī'a yauma'iżim bijahannam(a),
yauma'iżiy yatażakkarul-insānu wa annā lahuż-żikrā.
dan pada hari itu (neraka) Jahanam
didatangkan, sadarlah manusia pada hari itu juga. Akan tetapi, bagaimana bisa
kesadaran itu bermanfaat baginya?
24
يَقُوْلُ
يٰلَيْتَنِيْ قَدَّمْتُ لِحَيَاتِيْۚ
Yaqūlu yā laitanī qaddamtu liḥayātī.
Dia berkata, “Oh, seandainya dahulu
aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini!”
25
فَيَوْمَىِٕذٍ
لَّا يُعَذِّبُ عَذَابَهٗٓ اَحَدٌ ۙ
Fa yauma'iżil lā yu‘ażżibu ‘ażābahū
aḥad(un).
Pada hari itu tidak ada seorang pun
yang mampu mengazab (seadil) azab-Nya.
26
وَّلَا
يُوْثِقُ وَثَاقَهٗٓ اَحَدٌ ۗ
Wa lā yūṡiqu waṡāqahū aḥad(un).
Tidak ada seorang pun juga yang
mampu mengikat (sekuat) ikatan-Nya.
27
يٰٓاَيَّتُهَا
النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ
Yā ayyatuhan-nafsul-muṭma'innah(tu).
Wahai jiwa yang tenang,
28
ارْجِعِيْٓ
اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ
Irji‘ī ilā rabbiki rāḍiyatam
marḍiyyah(tan).
kembalilah kepada Tuhanmu dengan
rida dan diridai.
29
فَادْخُلِيْ
فِيْ عِبٰدِيْۙ
Fadkhuli fī ‘ibādī.
Lalu, masuklah ke dalam golongan
hamba-hamba-Ku
30
وَادْخُلِيْ
جَنَّتِيْ ࣖࣖ
Wadkhulī jannatī.
dan masuklah ke dalam surga-Ku!