Audio Surat Al-Munafiqun 1-11
1
اِذَا جَاۤءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ
لَرَسُوْلُ اللّٰهِ ۘوَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗ ۗوَاللّٰهُ يَشْهَدُ
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَكٰذِبُوْنَۚ
Iżā jā'akal-munāfiqūna
qālū nasyhadu innaka larasūlullāh(i), wallāhu ya‘lamu innaka larasūluh(ū),
wallāhu yasyhadu innal-munāfiqīna lakāżibūn(a).
Apabila orang-orang
munafik datang kepadamu (Nabi Muhammad), mereka berkata, “Kami bersaksi bahwa
engkau adalah benar-benar utusan Allah.” Allah mengetahui bahwa engkau
benar-benar utusan-Nya. Allah pun bersaksi bahwa orang-orang munafik itu
benar-benar para pendusta.
2
اِتَّخَذُوْٓا اَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ
اللّٰهِ ۗاِنَّهُمْ سَاۤءَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Ittakhażū aimānahum
junnatan faṣaddū ‘an sabīlillāh(i), innahum sā'a mā kānū
ya‘malūn(a).
Mereka menjadikan
sumpah-sumpah mereka sebagai perisai717) lalu mereka
menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah. Sesungguhnya apa yang selalu
mereka kerjakan itu sangatlah buruk.
Catatan
Kaki
717) Mereka bersumpah telah beriman agar tidak
ditawan atau dibunuh dan harta mereka tidak dirampas.
3
ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ اٰمَنُوْا ثُمَّ كَفَرُوْا فَطُبِعَ عَلٰى
قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُوْنَ
Żālika bi'annahum
āmanū ṡumma kafarū faṭubi‘a ‘alā qulūbihim
fahum lā yafqahūn(a).
Yang demikian itu
karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian kufur. Maka, hati mereka
dikunci sehingga tidak dapat mengerti.
4
۞ وَاِذَا رَاَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ اَجْسَامُهُمْۗ وَاِنْ
يَّقُوْلُوْا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْۗ كَاَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ
ۗيَحْسَبُوْنَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْۗ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْۗ
قَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ۖاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ
Wa iżā ra'aitahum tu‘jibuka
ajsāmuhum, wa iy yaqūlū tasma‘ liqaulihim, ka'annahum khusyubum
musannadah(tun), yaḥsabūna kulla ṣaiḥatin ‘alaihim, humul-‘aduwwu faḥżarhum, qātalahumullāh(u),
annā yu'fakūn(a).
Apabila engkau melihat
mereka, tubuhnya mengagumkanmu. Jika mereka bertutur kata, engkau mendengarkan
tutur katanya (dengan saksama karena kefasihannya). Mereka bagaikan (seonggok)
kayu yang tersandar.718) Mereka mengira bahwa setiap teriakan
(kutukan) ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya). Maka,
waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah
mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)?
Catatan
Kaki
718) Orang-orang munafik bagaikan seonggok kayu
yang tersandar tanpa daya hidup, tanpa pijakan yang kukuh, dan tanpa buah yang
bisa dimanfaatkan.
5
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُوْلُ
اللّٰهِ لَوَّوْا رُءُوْسَهُمْ وَرَاَيْتَهُمْ يَصُدُّوْنَ وَهُمْ
مُّسْتَكْبِرُوْنَ
Wa iżā qīla lahum
ta‘ālau yastagfir lakum rasūlullāhi lawwau ru'ūsahum wa ra'aitahum yaṣuddūna wa hum mustakbirūn(a).
Apabila dikatakan
kepada mereka, “Marilah (beriman) agar Rasulullah memohonkan ampunan bagimu,”
mereka membuang muka dan engkau melihat mereka menolak (ajakan itu) sambil
menyombongkan diri.
6
سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ اَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ اَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ
لَهُمْۗ لَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ
الْفٰسِقِيْنَ
Sawā'un ‘alaihim
astagfarta lahum am lam tastagfir lahum, lay yagfirallāhu lahum, innallāha lā
yahdil-qaumal-fāsiqīn(a).
Sama saja bagi mereka
apakah engkau (Nabi Muhammad) memohonkan ampunan untuk mereka atau tidak, Allah
tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk
kepada kaum fasik.
7
هُمُ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ لَا تُنْفِقُوْا عَلٰى مَنْ عِنْدَ
رَسُوْلِ اللّٰهِ حَتّٰى يَنْفَضُّوْاۗ وَلِلّٰهِ خَزَاۤىِٕنُ السَّمٰوٰتِ
وَالْاَرْضِۙ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَفْقَهُوْنَ
Humul-lażīna yaqūlūna
lā tunfiqū ‘alā man ‘inda rasūlillāhi ḥattā yanfaḍḍū, wa lillāhi khazā'inus-samāwāti wal-arḍ(i), wa lākinnal-munāfiqīna lā yafqahūn(a).
Merekalah orang-orang
yang berkata (kepada kaum Ansar), “Janganlah bersedekah kepada orang-orang
(Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar (meninggalkan
Rasulullah),” padahal milik Allahlah perbendaharaan langit dan bumi. Akan
tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengerti.
8
يَقُوْلُوْنَ لَىِٕنْ رَّجَعْنَآ اِلَى الْمَدِيْنَةِ
لَيُخْرِجَنَّ الْاَعَزُّ مِنْهَا الْاَذَلَّ ۗوَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ
وَلِرَسُوْلِهٖ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ࣖ
Yaqūlūna la'ir raja‘nā
ilal-madīnati layukhrijannal-a‘azzu minhal-ażall(a), wa lillāhil-‘izzatu wa
lirasūlihī wa lil-mu'minīna wa lākinnal-munāfiqīna lā ya‘lamūn(a).
Mereka berkata,
“Sungguh, jika kita kembali ke Madinah (dari perang Bani Mustaliq), pastilah
orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana,” padahal
kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Akan
tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengetahui.
9
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ
وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ
هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
Yā ayyuhal-lażīna
āmanū lā tulhikum amwālukum wa lā aulādukum ‘an żikrillāh(i), wa may yaf‘al
żālika fa ulā'ika humul-khāsirūn(a).
Wahai orang-orang yang
beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat
Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi.
10
وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ
اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ
قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ
Wa anfiqū mimmā
razaqnākum min qabli ay ya'tiya aḥadakumul-mautu fa
yaqūla rabbi lau lā akhkhartanī ilā ajalin qarīb(in), fa aṣṣaddaqa wa akum minaṣ-ṣāliḥīn(a).
Infakkanlah sebagian
dari apa yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum kematian datang kepada
salah seorang di antaramu. Dia lalu berkata (sambil menyesal), “Ya Tuhanku,
sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)-ku sedikit waktu lagi, aku akan
dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang saleh.”
11
وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ
وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Wa lay
yu'akhkhirallāhu nafsan iżā jā'a ajaluhā, wallāhu khabīrum bimā ta‘malūn(a).
Allah tidak akan
menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Allah Maha
Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.