Audio Surat An-Nazi'at 1-46
1
وَالنّٰزِعٰتِ غَرْقًاۙ
Wan-nāzi‘āti garqā(n).
Demi (malaikat) yang
mencabut (nyawa orang kafir) dengan keras,
2
وَّالنّٰشِطٰتِ نَشْطًاۙ
Wan-nāsyiṭāti nasyṭā(n).
demi (malaikat) yang
mencabut (nyawa orang mukmin) dengan lemah lembut,
3
وَّالسّٰبِحٰتِ سَبْحًاۙ
Was-sābiḥāti sabḥā(n).
demi (malaikat) yang
cepat (menunaikan tugasnya) dengan mudah,
4
فَالسّٰبِقٰتِ سَبْقًاۙ
Fas-sābiqāti sabqā(n).
(malaikat)
yang bergegas (melaksanakan perintah Allah) dengan cepat,
5
فَالْمُدَبِّرٰتِ اَمْرًاۘ
Fal-mudabbirāti
amrā(n).
dan (malaikat) yang
mengatur urusan (dunia),744)
Catatan
Kaki
744) Dalam ayat 1‒5 Allah bersumpah
dengan malaikat yang bermacam-macam sifat dan urusannya bahwa manusia akan
dibangkitkan pada hari Kiamat. Sebagian mufasir berpendapat bahwa dalam
ayat-ayat ini, kecuali ayat 5, Allah bersumpah dengan bintang-bintang.
6
يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُۙ
Yauma
tarjufur-rājifah(tu).
(kamu
benar-benar akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncang
(alam semesta).
7
تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ ۗ
Tatba‘uhar-rādifah(tu).
(Tiupan
pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua.
8
قُلُوْبٌ يَّوْمَىِٕذٍ وَّاجِفَةٌۙ
Qulūbuy yauma'iżiw
wājifah(tun).
Hati manusia pada hari
itu merasa sangat takut;
9
اَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ ۘ
Abṣāruhā khāsyi‘ah(tun).
pandangannya
tertunduk.
10
يَقُوْلُوْنَ ءَاِنَّا لَمَرْدُوْدُوْنَ فِى الْحَافِرَةِۗ
Yaqūlūna a'innā
lamardūdūna fil-ḥāfirah(ti).
Mereka (di dunia)
berkata, “Apakah kita benar-benar akan dikembalikan pada kehidupan yang semula?745)
Catatan
Kaki
745) Setelah orang-orang kafir mendengar berita
tentang adanya hari Kebangkitan setelah mati, mereka merasa heran dan mengejek
karena menurut keyakinan mereka, hari Kebangkitan itu tidak ada. Itulah
sebabnya mereka berkata demikian.
11
ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا نَّخِرَةً ۗ
A'iżā kunnā ‘iẓāman nakhirah(tan).
Apabila kita telah
menjadi tulang-belulang yang hancur, apakah kita (akan dibangkitkan juga)?”
12
قَالُوْا تِلْكَ اِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ ۘ
Qālū tilka iżan
karratun khāsirah(tun).
Mereka berkata, “Kalau
demikian, itu suatu pengembalian yang merugikan.”
13
فَاِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَّاحِدَةٌۙ
Fa innamā hiya
zajratuw wāḥidah(tun).
(Jangan
dianggap sulit,) pengembalian itu (dilakukan) hanyalah dengan sekali tiupan.
14
فَاِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِۗ
Fa iżā hum
bis-sāhirah(ti).
Seketika itu, mereka
hidup kembali di bumi (yang baru).
15
هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ مُوْسٰىۘ
Hal atāka ḥadīṡu mūsā.
Sudah sampaikah
kepadamu (Nabi Muhammad) kisah Musa?
16
اِذْ نَادٰىهُ رَبُّهٗ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًىۚ
Iż nādāhu rabbuhū
bil-wādil-muqaddasi ṭuwā(n).
(Ingatlah)
ketika Tuhannya menyeru dia (Musa) di lembah suci, yaitu Lembah Tuwa,
17
اِذْهَبْ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰىۖ
Iżhab ilā fir‘auna
innahū ṭagā.
“Pergilah
engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas.
18
فَقُلْ هَلْ لَّكَ اِلٰٓى اَنْ تَزَكّٰىۙ
Fa qul hal laka ilā an
tazakkā.
Lalu, katakanlah
(kepada Fir‘aun), ‘Adakah keinginanmu untuk menyucikan diri (dari kesesatan)
19
وَاَهْدِيَكَ اِلٰى رَبِّكَ فَتَخْشٰىۚ
Wa ahdiyaka ilā
rabbika fa takhsyā.
dan aku akan
menunjukimu ke (jalan) Tuhanmu agar engkau takut (kepada-Nya)?’”
20
فَاَرٰىهُ الْاٰيَةَ الْكُبْرٰىۖ
Fa
arāhul-āyatal-kubrā.
Lalu, dia (Musa)
memperlihatkan mukjizat yang besar kepadanya.
21
فَكَذَّبَ وَعَصٰىۖ
Fa każżaba wa ‘aṣā.
Akan tetapi, dia
(Fir‘aun) mendustakan (kerasulan) dan mendurhakai (Allah).
22
ثُمَّ اَدْبَرَ يَسْعٰىۖ
Ṡumma adbara yas‘ā.
Kemudian, dia
berpaling seraya berusaha (menantang Musa).
23
فَحَشَرَ فَنَادٰىۖ
Fa ḥasyara fanādā.
Maka, dia mengumpulkan
(pembesar-pembesarnya), lalu berseru (memanggil kaumnya).
24
فَقَالَ اَنَا۠ رَبُّكُمُ الْاَعْلٰىۖ
Fa qāla ana
rabbukumul-a‘lā.
Dia berkata, “Akulah
Tuhanmu yang paling tinggi.”
25
فَاَخَذَهُ اللّٰهُ نَكَالَ الْاٰخِرَةِ وَالْاُوْلٰىۗ
Fa akhażahullāhu
nakālal-ākhirati wal-ūlā.
Maka, Allah
menghukumnya dengan azab di akhirat dan (siksaan) di dunia.
26
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَنْ يَّخْشٰى ۗ ࣖ
Inna fī żālika
la‘ibratal limay yakhsyā.
Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada
Allah).
27
ءَاَنْتُمْ اَشَدُّ خَلْقًا اَمِ السَّمَاۤءُ ۚ بَنٰىهَاۗ
A'antum asyaddu
khalqan amis-samā'u banāhā.
Apakah penciptaan kamu
yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?
28
رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوّٰىهَاۙ
Rafa‘a samkahā fa
sawwāhā.
Dia telah meninggikan
bangunannya, lalu menyempurnakannya.
29
وَاَغْطَشَ لَيْلَهَا وَاَخْرَجَ ضُحٰىهَاۖ
Wa agṭasya lailahā wa akhraja ḍuḥāhā.
Dia menjadikan
malamnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya (terang benderang).
30
وَالْاَرْضَ بَعْدَ ذٰلِكَ دَحٰىهَاۗ
Wal-arḍa ba‘da żālika daḥāhā.
Setelah itu, bumi Dia
hamparkan (untuk dihuni).
31
اَخْرَجَ مِنْهَا مَاۤءَهَا وَمَرْعٰىهَاۖ
Akhraja minhā mā'ahā
wa mar‘āhā.
Darinya (bumi) Dia
mengeluarkan air dan (menyediakan) tempat penggembalaan.
32
وَالْجِبَالَ اَرْسٰىهَاۙ
Wal-jibāla arsāhā.
Gunung-gunung Dia
pancangkan dengan kukuh.
33
مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ
Matā‘al lakum wa
li'an‘āmikum.
(Semua
itu disediakan) untuk kesenanganmu dan hewan ternakmu.
34
فَاِذَا جَاۤءَتِ الطَّاۤمَّةُ الْكُبْرٰىۖ
Fa iżā jā'atiṭ-ṭāmmatul-kubrā.
Maka, apabila
malapetaka terbesar (hari Kiamat) telah datang,
35
يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ مَا سَعٰىۙ
Yauma
yatażakkarul-insānu mā sa‘ā.
pada hari (itu)
manusia teringat apa yang telah dikerjakannya
36
وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِمَنْ يَّرٰى
Wa burrizatil-jaḥīmu limay yarā.
dan (neraka) Jahim
diperlihatkan dengan jelas kepada orang yang melihat(-nya).
37
فَاَمَّا مَنْ طَغٰىۖ
Fa ammā man ṭagā.
Adapun orang yang
melampaui batas
38
وَاٰثَرَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۙ
Wa āṡaral-ḥayātad-dun-yā.
dan lebih mengutamakan
kehidupan dunia,
39
فَاِنَّ الْجَحِيْمَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ
Fa innal-jaḥīma hiyal-ma'wā.
sesungguhnya (neraka)
Jahimlah tempat tinggal(-nya).
40
وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ
الْهَوٰىۙ
Wa ammā man khāfa
maqāma rabbihī wa nahan-nafsa ‘anil-hawā.
Adapun orang-orang
yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa
nafsunya,
41
فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ
Fa innal-jannata
hiyal-ma'wā.
sesungguhnya surgalah
tempat tinggal(-nya).
42
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ
Yas'alūnaka
‘anis-sā‘ati ayyāna mursāhā.
Mereka (orang-orang
kafir) bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang hari Kiamat, “Kapankah
terjadinya?”
43
فِيْمَ اَنْتَ مِنْ ذِكْرٰىهَاۗ
Fīma anta min żikrāhā.
Untuk apa engkau perlu
menyebutkan (waktu)-nya?
44
اِلٰى رَبِّكَ مُنْتَهٰىهَاۗ
Ilā rabbika muntahāhā.
Kepada Tuhanmulah
(dikembalikan) kesudahan (ketentuan waktu)-nya.
45
اِنَّمَآ اَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَّخْشٰىهَاۗ
Innamā anta munżiru
may yakhsyāhā.
Engkau (Nabi Muhammad)
hanyalah pemberi peringatan kepada siapa yang takut padanya (hari Kiamat).
46
كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا
عَشِيَّةً اَوْ ضُحٰىهَا ࣖ
Ka'annahum yauma
yaraunahā lam yalbaṡū illā ‘asyiyyatan au ḍuḥāhā.
Pada hari ketika
melihatnya (hari Kiamat itu), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar)
tinggal (di dunia) pada waktu petang atau pagi.