Audio Surat Al-Ma'arij 1-44
1
سَاَلَ سَاۤىِٕلٌۢ بِعَذَابٍ وَّاقِعٍۙ
Sa'ala sā'ilum
bi‘ażābiw wāqi‘(in).
Seseorang (dengan nada
mengejek) meminta (didatangkan) azab yang pasti akan terjadi
2
لِّلْكٰفِرِيْنَ لَيْسَ لَهٗ دَافِعٌۙ
Lil-kāfirīna laisa
lahū dāfi‘(un).
bagi orang-orang
kafir. Tidak seorang pun yang dapat menolaknya (azab)
3
مِّنَ اللّٰهِ ذِى الْمَعَارِجِۗ
Minallāhi
żil-ma‘ārij(i).
dari Allah, Pemilik
tempat-tempat (untuk) naik.
4
تَعْرُجُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ اِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ كَانَ
مِقْدَارُهٗ خَمْسِيْنَ اَلْفَ سَنَةٍۚ
Ta‘rujul-malā'ikatu
war-rūḥu ilaihi fī yaumin kāna miqdāruhū khamsīna
alfa sanah(tin).
Para malaikat dan Rūḥ (Jibril) naik (menghadap) kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya
lima puluh ribu tahun.722)
Catatan
Kaki
722) Maksudnya, Jibril dan para malaikat lain
butuh waktu satu hari perjalanan untuk menghadap Allah Swt. Satu hari dalam dunia
malaikat sama dengan lima puluh ribu tahun dalam dunia manusia.
5
فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيْلًا
Faṣbir ṣabran jamīlā(n).
Maka, bersabarlah
dengan kesabaran yang baik.
6
اِنَّهُمْ يَرَوْنَهٗ بَعِيْدًاۙ
Innahum yaraunahū
ba‘īdā(n).
Sesungguhnya mereka
memandangnya (siksaan itu) jauh (mustahil terjadi),
7
وَّنَرٰىهُ قَرِيْبًاۗ
Wa narāhu qarībā(n).
sedangkan Kami
memandangnya dekat (pasti terjadi).
8
يَوْمَ تَكُوْنُ السَّمَاۤءُ كَالْمُهْلِۙ
Yauma takūnus-samā'u
kal-muhl(i).
(Siksaan
itu datang) pada hari (ketika) langit menjadi seperti luluhan perak,
9
وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِۙ
Wa takūnul-jibālu
kal-‘ihn(i).
gunung-gunung menjadi
seperti bulu (yang beterbangan),
10
وَلَا يَسْـَٔلُ حَمِيْمٌ حَمِيْمًاۚ
Wa lā yas'alu ḥamīmun ḥamīmā(n).
dan tidak ada seorang
pun teman setia yang menanyakan temannya,
11
يُبَصَّرُوْنَهُمْۗ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِيْ مِنْ
عَذَابِ يَوْمِىِٕذٍۢ بِبَنِيْهِۙ
Yubaṣṣarūnahum, yawaddul-mujrimu lau yaftadī min ‘ażābi yaumi'iżim
bibanīh(i).
(padahal)
mereka saling melihat. Orang yang berbuat durhaka itu menginginkan sekiranya
dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya,
12
وَصَاحِبَتِهٖ وَاَخِيْهِۙ
Wa ṣāḥibatihī wa akhīh(i).
istrinya, saudaranya,
13
وَفَصِيْلَتِهِ الَّتِيْ تُـْٔوِيْهِۙ
Wa faṣīlatihil-latī tu'wīh(i).
keluarga yang
melindunginya (di dunia),
14
وَمَنْ فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًاۙ ثُمَّ يُنْجِيْهِۙ
Wa man fil-arḍi jamī‘ā(n), ṡumma yunjīh(i).
dan seluruh orang di
bumi. Kemudian, (dia mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.
15
كَلَّاۗ اِنَّهَا لَظٰىۙ
Kallā, innahā laẓā.
Sekali-kali tidak!
Sesungguhnya ia (neraka) itu adalah api yang bergejolak
16
نَزَّاعَةً لِّلشَّوٰىۚ
Nazzā‘atal lisy-syawā.
yang mengelupaskan
kulit kepala,
17
تَدْعُوْا مَنْ اَدْبَرَ وَتَوَلّٰىۙ
Tad‘ū man adbara wa
tawallā.
yang memanggil orang
yang berpaling dan menjauh (dari agama),
18
وَجَمَعَ فَاَوْعٰى
Wa jama‘a fa'au‘ā.
serta mengumpulkan
(harta benda), lalu menyimpannya.723)
Catatan
Kaki
723) Maksudnya adalah orang-orang yangmenyimpan
hartanya, tidak mau mengeluarkan zakat, dan tidak pula menginfakkannya ke jalan
yang benar.
19
۞ اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ
Innal-insāna khuliqa
halu‘ā(n).
Sesungguhnya manusia
diciptakan dengan sifat keluh kesah lagi kikir.
20
اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ
Iżā massahusy-syarru
jazū‘ā(n).
Apabila ditimpa
keburukan (kesusahan), ia berkeluh kesah.
21
وَّاِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًاۙ
Wa iżā massahul-khairu
manū‘ā(n).
Apabila mendapat
kebaikan (harta), ia amat kikir,
22
اِلَّا الْمُصَلِّيْنَۙ
Illal-muṣallīn(a).
kecuali orang-orang
yang mengerjakan salat,
23
الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَۖ
Allażīna hum ‘alā ṣalātihim dā'imūn(a).
yang selalu setia
mengerjakan salatnya,
24
وَالَّذِيْنَ فِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُوْمٌۖ
Wal-lażīna fī
amwālihim ḥaqqum ma‘lūm(un).
yang di dalam hartanya
ada bagian tertentu
25
لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِۖ
Lis-sā'ili wal-maḥrūm(i).
untuk orang (miskin)
yang meminta-minta dan orang (miskin) yang menahan diri dari meminta-minta,
26
وَالَّذِيْنَ يُصَدِّقُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِۖ
Wal-lażīna yuṣaddiqūna biyaumid-dīn(i).
yang memercayai hari
Pembalasan,
27
وَالَّذِيْنَ هُمْ مِّنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُّشْفِقُوْنَۚ
Wal-lażīna hum min
‘ażābi rabbihim musyfiqūn(a).
dan yang takut
terhadap azab Tuhannya.
28
اِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُوْنٍۖ
Inna ‘ażāba rabbihim
gairu ma'mūn(in).
Sesungguhnya tidak ada
orang yang merasa aman dari azab Tuhan mereka.
29
وَّالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حٰفِظُوْنَۙ
Wal-lażīna hum
lifurūjihim ḥāfiẓūn(a).
(Termasuk
orang yang selamat dari azab adalah) orang-orang yang menjaga kemaluannya,
30
اِلَّا عَلٰٓى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ
فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَۚ
Illā ‘alā azwājihim au
mā malakat aimānuhum fa innahum gairu malūmīn(a).
kecuali terhadap
istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki.724) Sesungguhnya mereka tidak tercela (karena menggaulinya).
Catatan
Kaki
724) Lihat catatan kaki surah al-Mu’minūn (23): 6.
31
فَمَنِ ابْتَغٰى وَرَاۤءَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْعَادُوْنَۚ
Fa manibtagā warā'a
żālika fa ulā'ika humul-‘ādūn(a).
Maka, siapa yang
mencari (pelampiasan syahwat) selain itu, mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas.
32
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رٰعُوْنَۖ
Wal-lażīna hum
li'amānātihim wa ‘ahdihim rā'ūn(a).
(Termasuk
orang yang selamat dari azab adalah) orang-orang yang memelihara amanat dan
janji mereka,
33
وَالَّذِيْنَ هُمْ بِشَهٰدٰتِهِمْ قَاۤىِٕمُوْنَۖ
Wal-lażīna hum
bisyahādātihim qā'imūn(a).
yang memberikan
kesaksiannya (secara benar),
34
وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَۖ
Wal-lażīna hum ‘alā ṣalātihim yuḥāfiẓūn(a).
dan yang memelihara
salatnya.
35
اُولٰۤىِٕكَ فِيْ جَنّٰتٍ مُّكْرَمُوْنَ ۗ ࣖ
Ulā'ika fī jannātim
mukramūn(a).
Mereka itu (berada) di
surga lagi dimuliakan.
36
فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَۙ
Famālil-lażīna kafarū
qibalaka muhṭi‘īn(a).
Mengapa orang-orang
kafir itu bersegera datang ke arahmu (Nabi Muhammad)
37
عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ
‘Anil-yamīni wa
‘anisy-syimāli ‘izīn(a).
dari kanan dan dari
kiri dengan berkelompok-kelompok?725)
Catatan
Kaki
725) Menurut sebagian mufasir, padasuatu hari
orang-orang musyrik berkerumun di hadapan Rasulullah saw. sambil mengejek dan
mengatakan, “Jika orang-orang mukmin benar-benar akan masuk surga sebagaimana
kata Muhammad, kitalah yang akan masuk terlebih dahulu.” Maka, turunlah ayat 38.
38
اَيَطْمَعُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ اَنْ يُّدْخَلَ جَنَّةَ
نَعِيْمٍۙ
Ayaṭma‘u kullumri'im minhum ay yudkhala jannata na‘īm(in).
Apakah setiap orang
dari mereka (orang-orang kafir itu) ingin dimasukkan ke dalam surga yang penuh
kenikmatan?
39
كَلَّاۗ اِنَّا خَلَقْنٰهُمْ مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ
Kallā, innā
khalaqnāhum mimmā ya‘malūn(a).
Sekali-kali tidak!
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani).726)
Catatan
Kaki
726) Orang-orang kafir itu mengetahui bahwa mereka
diciptakan oleh Allah dari air mani untuk beriman dan bertakwa kepada-Nya
seperti manusia lainnya. Jadi, jika tidak beriman dan bertakwa, mereka tidak
berhak masuk surga.
40
فَلَآ اُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشٰرِقِ وَالْمَغٰرِبِ اِنَّا
لَقٰدِرُوْنَۙ
Falā uqsimu
birabbil-masyāriqi wal-magāribi innā laqādirūn(a).
Maka, Aku bersumpah
dengan Tuhan yang mengatur tempat-tempat terbit dan terbenamnya (matahari,
bulan, dan bintang), sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa
41
عَلٰٓى اَنْ نُّبَدِّلَ خَيْرًا مِّنْهُمْۙ وَمَا نَحْنُ
بِمَسْبُوْقِيْنَ
‘Alā an nubaddila
khairam minhum, wa mā naḥnu bimasbūqīn(a).
untuk mengganti
(mereka) dengan (kaum) yang lebih baik daripada mereka. Kami sekali-kali tidak
dapat dikalahkan.
42
فَذَرْهُمْ يَخُوْضُوْا وَيَلْعَبُوْا حَتّٰى يُلٰقُوْا يَوْمَهُمُ
الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَۙ
Fa żarhum yakhūḍū wa yal‘abū ḥattā yulāqū yaumahumul-lażī yū‘adūn(a)
Maka, biarkanlah
mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main (di dunia) sampai mereka
menjumpai hari yang dijanjikan kepada mereka,
43
يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْاَجْدَاثِ سِرَاعًا كَاَنَّهُمْ اِلٰى
نُصُبٍ يُّوْفِضُوْنَۙ
Yauma yakhrujūna
minal-ajdāṡi sirā‘an ka'annahum ilā nuṣubiy yūfiḍūn(a).
(yaitu)
pada hari ketika mereka keluar dari kubur dengan cepat seperti ketika mereka
pergi dengan segera menuju berhala-berhala (sewaktu di dunia).
44
خَاشِعَةً اَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۗذٰلِكَ الْيَوْمُ
الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ ࣖ
Khāsyi‘atan abṣāruhum tarhaquhum żillah(tun), żālikal-yaumul-lażī kānū yū‘adūn(a).
Pandangan mereka
tertunduk (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka.